HUBUNGAN DAN FUNGSI
HUBUNGAN
Hubungan atau relasi adalah suatu hubungan antara dua elemen dua himpunan. Hubungan juga dikatakan sebagai suatu
aturan yang memasangkan anggota himpunan satu ke himpunan lain. Suatu hubungan dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan atau korespondensi dari
anggota-anggota himpunan A ke anggota-anggota himpunan B. hubungan dari himpunan
A ke himpunan B adalah aturan yang memasangkan anggota himpunan A dan anggota
himpunan B dengan aturan tertentu.
Contoh :
Ada tiga anak mengatakan makanan kesukaan nya yaitu : Anis
menyukai Bakso, Rina menyukai Sate dan Diko menyukai Nasi Padang.
Dari pernyataan di atas terdapat dua himpunan yaitu :
A= himpunan anak {Anis,Rina,Diko}
B= himpunan makanan {Bakso. Sate, Nasi Padang}
Relasi antara anggota himpunan A ke himpunan B yang mungkin
adalah menyukai atau menyenangi.
Dari contoh di atas, himpunan A disebut domain (daerah asal)
dan himpunan B disebut kodomain (daerah kawan). Sementara itu menyukai disebut
Relasi. Himpunan semua anggota kodomain disebut Range (daerah hasil).
A. Metode
Menyatakan Relasi
Relasi dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu:
- Dengan himpunan pasangan berurutan
- Dengan diagram panah
- Dengan diagram Cartesius
- Dengan Tabel
Contoh :
A = { Buyung, Doni, Vita, Putri} dan B = { IPS, Kesenian, Keterampilan,
Olahraga, Matematika, IPA, Bahasa Inggris} dan relasi yang menghubungkan antara
himpunan A dan hipunan B adalah “pelajaran yang disukai”
Keterangan : Buyung suka IPS dan Kesenian, Doni suka
Keterampilan dan Olahraga, Vita suka IPA, dan Putri suka Matematika dan Bahasa
Inggris.
Jawaban dengan tiga metode :
- Dengan himpunan pasangan berurutan
Himpunan yang anggotanya semua pasangan berurutan (x,y)
dinamakan himpunan pasangan berurutan.
{(Buyung, IPS), (Buyung, Kesenian), (Doni, Keterampilan),
(Doni, Olahraga), (Vita, IPA), (Putri, Matematika), (Putri, Bahasa Inggris)}
- Dengan Diagram Panah
Langkah-langkah menyatakan relasi dengan diagram panah :
a. Membuat dua
lingkaran atau elips
b. Untuk meletakkan
anggota himpunan A dan anggota himpunan B x=A diletakkan pada lingkaran A dan
y=B diletakkan pada lingkaran B
c. X dan Y
dihubungkan dengan anak panah
d. Arah anak panah
menunjukkan arah relasi
e. Anak panah
tersebut mewakili aturan relasi
- Dengan diagram Cartesius
Pada diagram Cartesius diperlukan dua salip sumbu yaitu :
sumbu mendatar (horizontal) dan sumbu tegak (vertical) yang berpotongan tegak
lurus.
a. X= A
diletakkan pada sumbu mendatar
b. Y= B
diletakkan pada sumbu tegak
c.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhGP0PBlZtx5wp5pvI-ZvQov8IxI0ht5GDitjYOnYnsX45KhltZwScqlFNZ-cIOGZ9bFAovlu8sj4mBKM3hk7F0ql-AFBACtztiwYbEODm7GEnjlDH8TDmSStnBzxZs28VQtt_akDhESRw/s1600/cartesius.JPGPemasangan
(x,y) ditandai dengan sebuah Noktah (titik) yang koordinatnya ditulis sebagai
pasangan berurutan x,y.
- Tabel
NAMA
|
MATA PELAJARAN
|
Buyung
|
Sosiologi
|
Adit
|
Bahasa inggris
|
Bambang
|
Matematika
|
Dewi
|
Ekonomi
|
Intan
|
Biologi
|
Zahra
|
Fisika
|
Lulu
|
Kimia
|
B. Sifat-Sifat
Relasi
a. Relasi
Refleksif ( Bercermin)
Relasi disebut refleksif jika dan hanya jika untuk setiap x
anggota semesta-nya, x berelasi dengan dirinya sendiri. Jadi R refleksif jika
dan hanya jika xRx.
Contoh :
Jika diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(1,1), (2,2),
(3,3), (4,4)} Pada A, maka R x∈A adalah refleksif, karena untuk
setiap x∈A terdapat (x,x) pada R.
Perhatikan relasi pada himpunan = {1,2,3,4} berikut:
R1= {(1,1), (1,2), (1,4), (2,1), (2,2), (3,3), (4,1), (4,4)}
R2= {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (2,2), (2,3), (2,4), (3,3),
(3,4), (4,4)}
Relasi-relasi tersebut merupakan relasi refleksif karena
memiliki elemen (1,1), (2,2), (3,3), dan (4,4).
b. Relasi
Irrefleksif
Relasi R pada A disebut Irrefleksif (anti refleksif) jika
dan hanya jika setiap elemen di dalam tidak berelasi dengan dirinya sendiri.
Jadi, irrefleksif jika dan hanya jika xRx.
Contoh :
Diketahui himpunan B= {a,b,c} dan relasi R= {(a,c), (b,c),
(b,a)}. Relasi R adalah irrefleksif, karena (a,a), (b,b), dan (c,c) bukan
elemen.
Diketahui A= {1,2,3,4} dan relasi R= {(2,1), (3,2), (4,1),
(4,2), (4,3)}. Relasi R merupakan relasi irrefleksif, karena tidak terdapat
elemen (x,x), dimana x∈A.
c. Relasi
Nonrefleksif
Relasi R pada A disebut nonrefleksif jika dan hanya jika ada sekurang-kurangnya
satu elemen di dalam A yang tidak
berelasi dengan dirinya sendiri.
Contoh :
Perhatikan relasi pada himpunan A= {1,2,3,}
R= {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3)}
Relasi tersebut merupakan relasi non refleksif, karena ada
(1,2) dan (2,3).
d. Relasi Simetri
Relasi R disebut simetri pada S jika dan hanya jika setiap
dua anggota a dan b dari S berlaku jika a berelasi R dengan b maka b juga
berelasi dengan a.
Secara simbolik: aRb → bRa.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,a), (a,c), (c,a) } dalam himpunan
{a, b, c}.
2. Ani menyukai Budi, Budi menyukai Ani
{(Ani,Budi),(Budi,Ani)}
e. Relasi
Asimetri
Relasi R disebut asimetri pada S jika dan hanya jika setiap
dua anggota a dan b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b maka b tidak
berelasi R dengan a.
Secara simbolik: R asimetri pada S jhj (∀a,b∈S)
aRb → bRa.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (b,c), (c,a) } dalam himpunan { a,b,c
}.
f. Relasi
Nonsimetri
Relasi R disebut nonsimetri pada S jika dan hanya jika ada
dua anggota a dan b dari S sedemikian hingga berlaku: a berelasi R dengan b
tetapi b tidak berelasi R dengan a.
Perhatikan bahwa nonsimetri adalah negasi/ingkaran dari
simetri.
Contoh:
1. Relasi R = { (a,b), (a,c), (c,a) } dalam himpunan {a, b,
c}
g. Relasi
Antisimetri
Relasi R disebut antisimetri pada S jika dan hanya jika
setiap dua anggota a dan b dari S berlaku: jika a berelasi R dengan b dan b
berelasi R dengan a maka a=b.
Contoh:
1. A = keluarga
himpunan.
Relasi “ himpunan bagian” adalah relasi yang antisimetris
pada A, karena untuk setiap dua himpunan
x dan y, jika x y dan y x, maka x = y.
2. Relasi “kurang
dari atau sama dengan (≤)” dalam himpunan bilangan real. Jadi, relasi “kurang
dari atau sama dengan (≤)” bersifat anti simetri, karena jika a ≤ b dan b ≤ a
berarti a = b.
3. Relasi “habis
membagi” pada himpunan bilangan bulat asli N merupakan contoh relasi yang tidak
simetri karena jika a habis membagi b, b tidak habis membagi a, kecuali jika a
= b. Sementara itu, relasi “habis membagi” merupakan relasi yang anti simetri
karena jika a habis membagi b dan b habis membagi a maka a = b.
h. Relasi
Transitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi Transitif pada A
jika dan hanya jika setiap 3 anggota himpunan A, (a,b,c ∈A) jika
(a,b)∈R,
dan (b,c)∈R maka (a,c)∈R (setiap tiga anggota a,b,c dari
A, jika a berelasi dengan b dan b berelasi dengan c maka a berelasi dengan c).
Contoh:
1. Relasi R = {(a,b), (b,c), (a,c), (c,c) } dalam himpunan {
a,b,c }.
i. Relasi
Nontransitif
R adalah relasi pada A. R disebut relasi nontransitif pada A
jika dan hanya jika ada tiga anggota himpunan A, (a,b,c ∈A)
sedemikian hingga (a,b)∈R , dan (b,c)∈R
dan (a,c)∉R (ada tiga anggota a,b,c dari A sedemikian hingga a berelasi
dengan b dan b berelasi dengan c dan a tidak berelasi dengan c).
Contoh:
R = {(1,2),(2,3),(3,4)} dalam himpunan { 1,2,3,4}
j. Relasi
Intransitif
R adalah relasi pada himpunan A. R disebut relasi
intransitif pada A jika dan hanya jika setiap tiga anggota himpunan A, (a,b,c ∈A)
jika (a,b)∈R dan (b,c)∈R maka (a,c)∉R
(setiap tiga anggota a,b,c dari A, jika a berelasi dengan b dan b berelasi
dengan c maka a tidak berelasi dengan c).
Misal E = {1,2,3}, R = {(1,2),(2,3),(2,5),(3,4),(5,7)}
Relasi di atas intransitif karena :
(1,2)∈R dan (2,3)∈R, tetapi
(1,3)∉R
(1,2)∈R dan (2,5)∈R, tetapi
(1,5)∉R
(2,3)∈R dan (3,4)∈R, tetapi
(2,4)∉R
(2,5)∈R dan (5,7)∈R, tetapi
(2,7)∉R
D. Komposisi
Relasi
·
Misalkan :
Misalkan :
R adalah
relasi dari himpunan A ke himpunan B
T adalah
relasi dari himpunan B ke himpunan C.
· Komposisi
R dan S, dinotasikan dengan T ο R, adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan
oleh:
T ο R = {(a, c) | a ∈ A, c ∈ C, dan untuk suatu b ∈ B sehingga (a, b) ∈ R dan (b, c) ∈ S }
T ο R = {(a, c) | a ∈ A, c ∈ C, dan untuk suatu b ∈ B sehingga (a, b) ∈ R dan (b, c) ∈ S }
Contoh
komposisi relasi:
Ø Misalkan, A = {a, b, c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t,
u}
Ø Relasi dari A ke B didefinisikan oleh :
R = {(a, 2),
(a, 6), (b, 4), (c, 4), (c, 6), (c, 8)}
Ø Relasi dari B ke C didefisikan oleh :
T = {(2, u),
(4, s), (4, t), (6, t), (8, u)}
Ø Maka komposisi relasi R dan T adalah
T ο R = {(a,
u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
FUNGSI
Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi. Sebuah relasi
dikatakan fungsi jika xRy, untuk setiap x anggota A memiliki tepat satu
pasangan, y, anggota himpunan B
Kita dapat menuliskan f(a) = b, jika b merupakan unsur di B
yang dikaitkan oleh f untuk suatu a di A. Ini berarti bahwa jika f(a) = b dan
f(a) = c maka b = c.
Jika f adalah fungsi dari himpunan A ke himpunan B, kita
dapat menuliskan dalam bentuk: f : A →
B
A. Domain, Kodomain,
Dan Range
· f : A → B
· A
dinamakan daerah asal (domain) dari f dan B dinamakan daerah hasil (codomain)
dari f.
· Misalkan
f(a) = b,
maka b dinamakan bayangan (image) dari a,
dan a dinamakan pra-bayangan (pre-image) dari b.
Himpunan
yang berisi semua nilai pemetaan f dinamakan jelajah (range) dari f.
B. Penulisan Fungsi
1) Himpunan
pasangan terurut.
· Misalkan
fungsi kuadrat pada himpunan {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10} maka fungsi itu
dapat dituliskan dalam bentuk :
f = {(2, 4), (3, 9)}
2) Formula
pengisian nilai (assignment)
· f(x) = x2
+ 10,
· f(x) = 5x
C. Jenis-jenis Fungsi
1. Fungsi konstan
(fungsi tetap)
Suatu fungsi f :
A → B ditentukan dengan rumus f(x) disebut fungsi konstan apabila untuk setiap
anggota domain fungsi selalu berlaku f(x) = C, di mana C bilangan konstan.
Untuk lebih jelasnya, pelajarilah contoh soal berikut ini.
Diketahui f : R → R dengan rumus f(x) = 3 dengan daerah
domain: {x | –3 ≤ x < 2}. Sehingga, gambar grafiknya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgFpaR8EW20qdvNf_IiBkJyI_GOJeZ_WXXP-VkLonbhQ6st2zVFsA0RRlOBshV8LjC9gVOeUWGzSk6YCda7qnjPEixGSDZPewFI56rOLwbqKl3JR1d1zac-QlpwxMniogmEpzy9LArV0dcK/s320/fungsi+konstan.png
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu
ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan
grafiknya berupa garis lurus. Perhatikan contoh berikut.
Diketahui f(x) = 2x + 3, gambar grafiknya
3. Fungsi Kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu
ditentukan oleh f(x) = ax2 + bx + c, di mana a ≠ 0 dan a, b, dan c bilangan
konstan dan grafiknya berupa parabola.
Perhatikan contoh fungsi kuadrat berikut.
Fungsi f ditentukan oleh f(x) = x2 + 2x – 3,
4. Fungsi identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap
anggota domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain fungsi
dipetakan pada dirinya sendiri. Grafik fungsi identitas berupa garis lurus yang
melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya sama. Fungsi
identitas ditentukan oleh f(x) = x. Agar lebih memahami tentang fungsi
identitas, pelajarilah contoh berikut ini.
Fungsi pada R didefinisikan sebagai f(x) = x untuk setiap x.
a. Carilah f(–2), f(0), f(1), f(3).
b. Gambarlah grafiknya.
Penyelesaian:
a. Nilai f(–2), f(0), f(1), dan f(3).
f(x) = x
f(–2) = –2
f(0) = 0
f(1) = – 1
f(3) = 3
D. Sifat-sifat
Fungsi
- Fungsi Injektif/satu-satu
· Fungsi
satu-satu
· Fungsi f:
A → B disebut fungsi satu-satu jika dan hanya jika untuk sembarang a1 dan a2
dengan a1 tidak sama dengan a2 berlaku f(a1) tidak sama dengan f(a2). Dengan
kata lain, bila a1 = a2 maka f(a1) sama dengan f(a2).
- Fungsi Surjektif/ onto
· Fungsi
kepada
· Fungsi f:
A → B disebut fungsi kepada jika dan hanya jika untuk sembarang b dalam
kodomain B terdapat paling tidak satu a dalam domain A sehingga berlaku f(a) =
b.
· Suatu
kodomain fungsi surjektif sama dengan range-nya (semua kodomain adalah peta
dari domain).
- Fungsi Bijektif/ korespondensi satu-satu
· Fungsi f:
A → B disebut disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika untuk sembarang b
dalam kodomain B terdapat tepat satu a dalam domain A sehingga f(a) = b, dan
tidak ada anggota A yang tidak terpetakan dalam B.
· Dengan kata lain, fungsi bijektif
adalah fungsi injektif sekaligus fungsi surjektif.
Kesimpulan
Kesimpulan
- Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah aturan yang menghubungkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B
- Relasi antara dua himpunan X dan Y, dapat dinyatakan sebagai himpunan pasangan berurutan (x, y) dengan x anggota himpunan pertama (X) dan y anggota himpunan kedua (Y).
- Fungsi dari himpunan A ke himpunan B adalah relasi yang menghubungkan setiap anggota himpunan A dengan tepat satu anggota himpunan B.
- Jika f adalah fungsi A ke B, maka A disebut daerah asal (domain), B disebut daerah kawan (kodomain). Himpunan anggota B yang mempunyai prapeta disebut daerah hasil (range).
Komentar
Posting Komentar